PERSIAPAN PELAYANAN PA
Bacaan : Lukas 10 : 1-12
Tema : Allah Tidak Berpangku Tangan di Dalam Bait
SuciNya
Sub Tema : Belajar Untuk Melayani Tuhan
Perikop : Yesus Mengutus Tujuh Puluh Murid
TUJUAN
1. Agar warga jemaatmemahami tentangdipanggil
dan dipilih Tuhan untuk ditugaskan melayani Tuhan. (Yohanes 15: 16)
2. Agar warga jemaat memahami bahwa
setiap orang percaya yang dipilih untuk menjadi murid harus senantiasa dekat
dengan Tuhan dan belajar dengan sungguh-sungguh.
3. Agar warga jemaat memahami bahwa
sebagai murid harus memahami pelajaran
secara teori maupun praktek, agar mampu melayani dengan benar bagi orang lain.
4. Agar warga jemaat memahami, bahwa
setiap orang percaya menjadi saksi Tuhan, sebab tuaian banyak, tetapi pekerja
sedikit.
5. Agar warga jemaat memahami, untuk
selalu Ingat dan waspada, karena kita diutus ditengah-tengah pelayanan seperti
domba ditengah srigala
INTISARI ALKITAB
1. Tuhan Yesus mengutus para murid untuk berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak di kunjunginya.
2. Tuhan Yesus berkata: tuaiannya banyak, tetapi
pekerja sedikit
3. Ingat dan waspada: murid diutus seperti domba
di tengah srigala
4. Ada beberaapa syarat yang harus dipatuhi, antara lain
jangan membawa pundi pundi/bekal, jangan memberi salam diperjalanan, artinya
jangan terpengaruh dalam perjalanan
YESUS
MENGUTUS TUJUH PULUH MURID
Judul ini diambil dari ayat 1, yang diceritakan dalam perikop ini mirip dengan pengutusan kedua belas belas murid atau pengikut Yesus dalam Lukas 9:1-6, termasuk beberapa petunjuk yang diberikan Yesus kepada mereka. Ketujuh puluh pengikut itu diutus ke kota-kota yang kelak akan dikunjungi oleh Yesus sendiri. Mereka disuruh untuk mempersiapkan orang di kota-kota tersebut agar dapat menerima kunjungan Yesus kemudian. Perjalanan Pengikut-pengikut yang diutus itu dianggap sangat mendesak sehingga mereka harus memusatkan tenaga dan pikiran mereka dan mereka harus menghindarkan semua gangguan yang mungkin akan menggagalkan tugas mereka.
A. Pengutusan dan Persiapan
(ayat 1 – 4)
TB.10:1 Mengutus atau ‘’Menugaskan”. Berdua-dua atau “ dua orang dalam satu kelompok”.
Setiap kelompok tentu pergi ke kota atau kampung dan tempat yang berbeda. Untuk
menegaskan hal ini ayat ini dapat disusun kembali menjadi : Setelah itu Tuhan
Yesus memilih tujuh puluh pengikut lagi lalu mengutus mereka berdua-dua pergi
lebih dahulu ke berbagai kota dan tempat yang hendak Dia kunjungi. Selain untuk
bekerja sama dengan baik, pengutusan berdua-dua juga merupakan penegasan
kesaksian dalam kehidupan masyarakat Yahudi.
TB: 10:2 Kiasan yang menggambarkan bahwa sudah banyak orang siap untuk dibawah masuk ke dalam kerajaan/ Pemerintahan Allah. Hal ini dilakukan dengan memberitakan Injil atau kabar baik. “ Tuaian .” menggambarkan orang-orang yang siap masuk ke dalam kerajaan Allah.; “pekerja’ adalah orang-orang yang di utus memberitakan Injil atau kabar baik kepada orang-orang itu
TB: 10:3: Yesus menggambarkan pengikut-pengikutnya
bagaikan anak domba yang lemah dan orang-orang lain yang mereka hadapi bagaikan
serigala yang ganas. ( kata Yunani yang diterjemahkan sebagai serigala disini
berbeda dengan “serigala” yang disebut dalam Lukas 9:58.) Kata serigala dapat
di terjemahkan menjadi:” anjing hutan yang ganas:. Cara lain ialah tetap
mempertahankan kata serigala tetapi di lengkapi dengan sifatnya, sehingga
ungkapan diatas menjadi:” seperti anak domba yang lemah ketengah-tengah
serigala yang ganas.
TB: 10:4 Maksud dari seluruh perintah ini ialah agar
mereka jangan membawa barang-barang atu pesediaan yang biasanya di anggap
sangat penting dalam perjalanan. Mereka sepenuh nya harus bergantung pada
pemeliharaan Allah. Bagian ini dapat di terjemahkan menjadi:” Janganlah
maembawa tempat uang, tas atau sandal tambahan. Janganlah memberi salam kepada
siapapun selama dalam perjalanan: yang dilarang ialah memberi salam selama
dalam perjalanan. Maksudnya ialah bahwa mereka harus langsung pergi ke tujuan
mereka dan jangan gara-gara memberi salam secara berlebihan, mereka terlambat
atau terhalang sampai ke tujuan.
B. Tentang Salam (ayat 5 –
6)
TB: 10:5 Sebelum kita masuk ke rumah seseorang
katakanlah” Damai sejahtera bagi rumah ini: Ini adalah salam yang biasa di
ucapkan oleh orang Yahudi. Damai sejahtera adalah terjemahan dari bahasa Yunani
yang berarti” tenang; aman,tanpa permusuhan,sehat, makmur atau sejahtera “.
Inilah yang diharapkan terjadi pada setiap orang yang ada dalam rumah itu.
TB 10:6 Dan jikalau disitu ada orang yang layak
menerim damai sejahtera. Maka Allah betul-betual akam membuat keluarga itu
damai dan sejahtera. Tetapi jika tidak salammu itu kembali kepadamu
C. Upah Pekerja (ayat 7 – 8)
TB 10:7 Tinggllah dalam rumah orang yang mau
menerimah kalian. Makan dan minumlah apa yang diberikan orang
kepadamu: Pepatah ini dimaksudkan untuk memberikan semangat kepada
paengikut-pengikut Yesus bahwa walaupun mereka tidak membawa bekal dalam
perjalanan kebutuhan mereka akan di cukupi. Jangan berpindah-pindah dari satu
rumah kerumah yang lain. Ada berbagai alasan untuk berpindah dari satu rumah ke
rumah yang lain, misalnya: karena takut telalu membebani tuan rumah karena di
undang oleh orang lain; atau merasa kurang puas atas pelayanan tuan rumah.
Apapun alasannya mereka tidak boleh meninggalkan rumah yang mula-mula menerimah
mereka.
TB: 10:8Kalau kalian masuk ke sebuah kota dan orang
menerima kalian (dengan baik) di kota itu...”, orang meminta kalian tinggal
bersama mereka”,..yang mengajak kalian singgah “. Makanlah apa yang dihidangkan
kepadamu tanpa ragu-ragu.
D. Inti Pemberitaan (ayat 9 –
12)
TB :10:9 “Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di
kota itu dan beritakanlah kepada penduduk kota itu bahwa Kerajaan Allah sudah
dekat padamu. Kadang-kadang kerajaan Allah berarti kenyataan hidup yang dapat
dialami pada masa kini sebagai pengikut Yesus Kristus pada masa yang akan
datang, dan kadang-kadang berarti kehidupan kekal yang sejati bersama Allah.
Sudah dekat padamu: sudah tiba saatnya Allah memerintah sepenunya atas kalian”.
TB:10:10-11 Dalam kedua ayat ini Yesus memberikan
petunjuk bagaimana seharusnya tindakan pengikut-pengikutnya terhadap kota-kota
yang tidak mau menerimah mereka. Mereka harus memberikan peringatan secara
terbuka dan terang-terangan kepada penduduk kota itu.
Dan katakanlah dengan suara yang keras, “Walaupun menolak kami ketahuilah sudah tiba saatnya Allah memerintah disini”.
Dan katakanlah dengan suara yang keras, “Walaupun menolak kami ketahuilah sudah tiba saatnya Allah memerintah disini”.
TB:12: Sodom akan lebih ringan tanggunganya : “hukuman atas penduduk kota Sodom akan lebih ringan dari pada hukuman terhadap penduduk kota itu”, atau dapat dibalikkan, “hukuman atas penduduk kota itu lebih berat dari pada hukuman atas penduduk kota Sodom”.
PERTANYAAN REFLEKTIF
1. Sebagai
orang percaya, bagaimana sikap kita terhadap panggilan untuk menjadi utusan Tuhan?
2. Bagaimana
sikap kita sebagai utusan Tuhan yang benar?
3. Bagaimana
caranya agar kita bisa menjadi utusan Tuhan bagai anak domba ke tengah-tengah srigala
REALITAS KEHIDUPAN
Sebagai pengikut Kristus, kita harus senantiasa taat
kepada-Nya. Ketika Tuhan Yesus memberi perintah pada kita, itu berarti Dia
memberikan jaminan penyertaan sehingga kita tidak perlu kuatir akan
kebutuhan-kebutuhan yang ada. Setiap orang percaya seharusnya membawa damai
sejahtera dimanapun dia berada dan senantiasa menjadi berkat bagi setiap orang
yang dilayani. Dengan ini juga kita diajarkan untuk
senantiasa menghormati setiap hamba Tuhan yang melayani
dengan menyiapkan kebutuhannya sesuai dengan kemampuan kita. Sebagai utusan
Tuhan, orang percaya memiliki otoritas rohani dalam Kristus sehingga penolakan
terhadap utusan Tuhan sma halnya dengan menolak Sang Pengutus.
(oleh : Dkn. Judi Prastija - Blok VIII)