PERSEMBAHAN DAN PERTANYAAN
Persembahan adalah satu hal yang lazim dilakukan oleh orang Kristen. Meskipun sudah menjadi kebiasaan, selalu saja ada hal-hal yang dipertanyakan dan diperdebatkan di dalam pemberian persembahan. Ada beberapa pertanyaan yang sering muncul dalam benak warga jemaat mengenai persembahan. Beberapa di antaranya adalah :
Persembahan itu untuk apa? Mengapa kita memberikan persembahan? Apa Tuhan membutuhkan persembahan kita? Dalam Roma 12: 1 dijelaskan bahwa persembahan adalah salah satu wujud ibadah kita kepada Tuhan. Ibadah adalah wujud pengungkapan iman, penyembahan, pelayanan, ketaatan dan ucapan syukur kita kepada Allah.
Berapa banyak yang harus dipersembahkan? Dalam Markus 12 : 41-44 menceritakan tentang Yesus yang memperhatikan orang-orang yang membawa persembahannya di Bait Allah. Ada orang-orang kaya yang membawa banyak, ada janda miskin yang membawa sangat sedikit jumlahnya. Namun, Tuhan Yesus mengatakan bahwa janda ini memberi lebih banyak daripada yang lain, karena ia memberi dari kekurangannya. Jadi, Tuhan tidak tertarik dengan jumlah dari persembahan kita, tetapi nilai persembahan itu bagi kita. Sehingga, tidak selayaknya kita bertanya mengenai berapa yang harusnya kita persembahkan. Sebab jika demikian, kita masih berorientasi kepada jumlah. Masalahnya, orang yang berorientasi kepada jumlah biasanya berpikir ekonomis “Berapa jumlah minimal untuk persembahan, yang terlihat pantas”, sehingga jauh dari sikap hati yang rela dan sukacita. Sebaliknya, persembahan yang berorientasi nilai, akan timbul dari lubuk hati, dipersembahkan dengan sukacita dan penuh ucapan syukur.
Persembahan itu pemberian atau pembelian? II Korintus 9 : 6 biasanya menjadi pegangan untuk orang-orang yang mengharapkan bahkan menuntut Tuhan memberikan mereka berkat 100 atau 1000 kali lipat dari persembahan yang mereka berikan. Tahukah kita, perbedaan mengenai pemberian dan pembelian? Memberi adalah kegiatan menyerahkan tanpa keinginan menerima sesuatu setelah itu. Membeli adalah kegiatan menyerahkan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Mari kita selidiki, bagaimana persembahan yang kita lakukan selama ini? Apakah wujud pemberian atas dasar ucapan syukur kepada Tuhan? Atau wujud pembelian untuk mendapatkan berkat Tuhan?
Sebentar lagi, GKJW jemaat Surabaya akan mengadakan kegiatan Undhuh-Undhuh. Momen yang disediakan gereja untuk mewadahi semangat dan rasa ucapan syukur warga jemaat dalam memberikan persembahan kepada Tuhan. Semoga, persembahan yang akan kita berikan pada momen undhuh-undhuh ini didasari oleh sikap hati yang benar, yang bersukacita dan penuh ucapan syukur kepada Tuhan. (vin)
0 komentar:
Posting Komentar