RENUNGAN | Apa Kabar, Janji ? | Matius 13:20-21

APA KABAR, JANJI ?
Matius 13:20-21



Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.  (Mat 13:20-21)



Road Service 3 baru saja digelar di Surabaya. Masih jelas tertinggal bagaimana rasa, kesan dan semangat yang dibawa oleh serangkaian acara Road Service ini. Pemuda serta kita semua yang hadir diajak untuk menyadari bahwa Tuhan menempatkan kita sebagai sebuah persekutuan di dalam satu rumah. Rumah yang telah memberikan kita banyak hal, tetapi juga sekaligus rumah yang membutuhkan bantuan kita juga untuk banyak hal. Sebab Tuhan berkarya melalui rumah kita. Tuhan mewujud dalam rumah kita. Tuhan menyapa dunia melalui rumah kita.
Secara umum, pemuda dan warga yang hadir dalam RS 3 yang lalu sadar akan hal itu dan bersedia ikut membantu dalam berbenah rumah. Dengan semangat yang menggebu, di dalam gegap gempita atmosfer kemeriahan sebuah momen, banyak orang berjanji untuk turut serta, memakai ikat kepala serta menyingsingkan lengan untuk bekerja.
Sekarang, setelah seminggu berlalu. Bolehlah kita tengok kembali kondisi batin kita. Semangat macam apa yang sedang bertahta? Yang mengendalikan laku kita dan mempengaruhi pikiran kita? Nyala api, yang seminggu lalu membara, masihkah ada hangatnya? Masihkah ada wujudnya?
Sebab, beberapa orang cenderung mudah terjebak dalam euphoria. Layaknya lahan berbatu yang sedikit tanahnya. Tumbuh dengan cepat, layu pun kilat. Janji yang dibuat hanya berdasar emosi sesaat. Pasang dan surut, tidak bisa berbuah lebat.
Tumbuhan yang tumbuh di tanah yang berbatu, menyimbolkan ketiadaan akar yang kuat. Tumbuh dengan cepat. Melalui proses yang instan. Membara penuh semangat di awal, tetapi hanya tahan sebentar. Apakah demikian sikap kita dalam merespon panggilan Tuhan?
Ah, tidak. Semoga tidak. Kita tidak begitu. Tanah kita baik. Tanah kita gembur dan subur..
Sebab bukankah dalam lubuk hati ini, kita selalu tahu bahwa proses adalah satu unsur yang tak boleh ditinggalkan? Proseslah yang akan memupuk kesetiaan dan kekuatan. Proseslah yang akan menguji semangat dan niatan. Dan proseslah yang pada akhirnya membuat kita sadar akan kesempurnaan pertolongan dan kehadiran Tuhan.
Nah, mari sekarang kita pekikkan lagi semangat RS dalam hati kita. Kali ini tidak dengan emosi yang bergelora dalam gegap gempita. Tapi dalam ketenangan batin, yang sarat akan kesadaran segala konsekuansi : “Tresnanana omahmu, ya! Omah gentheng saponana, abot entheng lakonana!”
(vin)

Warjem Edisi 46 | 13 November 2016 | Minggu Biasa


Dokumen ini dibuat dengan format PDF (Portable Document Format) yang dapat dibuka dengan terlebih dahulu mendownload dan menginstal software PDF Viewer yang salah satunya adalah Adobe Acrobat Reader.



Warjem 13 November 2016_ok by GKJW Jemaat Surabaya on Scribd

MATERI IBADAH PERSEKUTUAN DOA | November 2016

MATERI IBADAH PERSEKUTUAN DOA
November 2016


Bacaan : Matius 14:22-33  |  Pujian : Kidung Jemaat
Tema : Tetap Beriman Teguh Walau Berpeluh
Sub Tema: Percayalah dan Berdoalah kepada-Nya



TUJUAN :
1. Warga jemaat memahami pentingnya menyediakan waktu untuk berdoa.
2. Warga jemaat meyakini bahwa percaya kepada Yesus, yang besar kuasa-Nya.
3. Warga jemaat menyadari bahwa takut dan bimbang mempengaruhi iman percaya.


INTISARI ALKITAB :
- Ketika para murid naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Ia naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri.
- Petrus tahu yang menghampiri para murid adalah Yesus, ia berteriak: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air”. Jawab Yesus: “Datanglah.” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air.
- Ketika dirasakan tiupan angin, takutlah Petrus dan mulai tenggelam lalu berteriak “Tuhan, tolonglah aku!”


PENERAPAN :
Sebagai orang percaya, setiap akan mengawali pekerjaan dan mengakhiri tugas pelayanan diawali dan diakhiri dengan berdoa dan bersyukur agar hikmat Allah turut bekerja. Melakukan sesuatu dengan iman dan keyakinan penuh kepada Yesus, tidak hanya mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri hasilnya akan sangat luar biasa. Perasaan takut, bimbang, khawatir akan sangat berpengaruh terhadap iman percaya kita.
(SPT. Blok VIII)

RENUNGAN | Bertekun dalam Doa | Markus 1 : 35

BERTEKUN DALAM DOA
Markus 1 : 35


Doa adalah napas orang percaya, karena itu berdoa merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh setiap orang percaya. Doa seperti korban yang kita persembahkan kepada Tuhan, artinya bahwa doa tidak mengutamakan permohonan, tetapi juga berupa janji. Janji yang berhubungan dengan hati, ucapan, dan tindakan.

Selain hal tersebut, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa doa bukan hanya permohonan dan janji, tetapi juga pengakuan. Dalam “Doa Bapa Kami”, Dia mengajarkan permohonan dan janji bahwa kita harus menyucikan nama Tuhan, Kerajaan dan kehendak Tuhan diwujudkan, makan secukupnya, mengampuni kesalahan sesama, serta melepaskan diri dari yang jahat. Tuhan juga mengajarkan tentang pengakuan bahwa Tuhanlah yang empunya kerajaan, kuasa, dan kemuliaan yang kekal.

Tiada hari terlewatkan begitu saja bagi Yesus tanpa membangun persekutuan dengan Bapa. Berdoa bagi Yesus adalah langkah awal persiapan-Nya untuk melakukan kehendak Bapa. Pagi-pagi benar waktu hari masih gelap, ketika sebagian besar orang memilih untuk bersembunyi di balik selimutnya, Yesus sudah pergi keluar untuk berdoa.

Banyak diantara kita, meskipun bangun pagi-pagi, segera mengambil koran, minum kopi, menyaksikan berita terhangat di televisi, atau melakukan aktivitas lain yang jauh dari doa. Namun bagi Yesus, hal pertama yang Ia lakukan untuk memulai hari-Nya adalah berdoa dan membangun persekutuan dengan Bapa.

Ditengah-tengah kesibukan pelayanan-Nya pun, Yesus tidak pernah mengesampingkan doa. Bahkan saat tergantung di kayu salib dan pada embusan napas terakhir-Nya pun, Ia masih berdoa. Inilah kunci keberhasilan pelayanan Yesus.

Kalau kita rindu memiliki kehidupan yang berkualitas, kita pun harus bertekun dalam doa. Ketika kita secara konsisten tekun dalam berdoa, Roh Kudus akan bekerja dan menuntun hidup kita.

Tuhan memanggil kita untuk menjadi alat kemuliaan-Nya, melakukan pekerjaan besar di tengah-tengah dunia ini. Agar bisa dipercaya Tuhan untuk mengerjakan misi ini, kita harus tekun melakukan persekutuan dengan-Nya melalui doa. Tanpa tekun berdoa, mustahil kita bisa melakukan kehendak Tuhan dalam hidup ini.  Amin !
(Pnt. Agus Susanto)

Warjem Edisi 45 | 6 November 2016 | Minggu Biasa


Dokumen ini dibuat dengan format PDF (Portable Document Format) yang dapat dibuka dengan terlebih dahulu mendownload dan menginstal software PDF Viewer yang salah satunya adalah Adobe Acrobat Reader.



Warjem Edisi 44 | 30 Oktober 2016 | Minggu Biasa


Dokumen ini dibuat dengan format PDF (Portable Document Format) yang dapat dibuka dengan terlebih dahulu mendownload dan menginstal software PDF Viewer yang salah satunya adalah Adobe Acrobat Reader.

Warjem Edisi 43 | 23 Oktober 2016 | Pekan Pemuda


Dokumen ini dibuat dengan format PDF (Portable Document Format) yang dapat dibuka dengan terlebih dahulu mendownload dan menginstal software PDF Viewer yang salah satunya adalah Adobe Acrobat Reader.

Warjem Edisi 42 | 16 Oktober 2016 | Minggu Biasa


Dokumen ini dibuat dengan format PDF (Portable Document Format) yang dapat dibuka dengan terlebih dahulu mendownload dan menginstal software PDF Viewer yang salah satunya adalah Adobe Acrobat Reader.

Warjem Edisi 41 | 9 Oktober 2016 | Minggu Biasa


Dokumen ini dibuat dengan format PDF (Portable Document Format) yang dapat dibuka dengan terlebih dahulu mendownload dan menginstal software PDF Viewer yang salah satunya adalah Adobe Acrobat Reader.